Halaman

Sabtu, 26 Mei 2012

Drama " Choice"

aku kembali hehe ... perasaan sering bangget deh aku nongolnya tapi nggak papa,,,
Huaaawwwaa..... ternyata aku sekolah di SMA N 1 Bantul udah setahun,,,,
hari ini kakak - kakak ku yang udah gede-gede udah resmi LULUS,,, #soraksorak
seneng deh lihat kakak kelas pada ketawa-ketawa seneng (^_^)...
~(‾▿‾~)  ~(‾▿‾~)~(‾▿‾)~ (~‾▿‾)~~(‾▿‾~)



Oiya ada yang tahu hari ini saya dan kelompok satu drama telah memmentaskan Drama kami ..mau tahu jlan ceritanya seperti apa ini dia.... eng ing eng


NASKAH DRAMA SOSIOLOGI
“CHOICE”




Tokoh:
Abdurrahman Fachrurrozy as Kokom
Dwi Supatmi as Bu Lani
Estu Siwi Nur Astuti as Angel
Hengky Anang Wijaya as Mr. Wijaya
Laily Nurfatimah as Imah
Lakshita Juwita Mufti as Mrs Wijaya
Rizal Kurnia Fauzi as Prasetyo










SMA N 1 BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2012
Scene I
Latar : Rumah
Gemerlap langit malam berhias letusan-letusan kecil bunga api yang bermekaran. Riuh rendah terompet anak-anak menyambut pergantian tahun. Waktu telah berlalu dengan cepat. Dimana-mana pesta di gelar. Orangtua pun tak mau ketinggalan.
Kontraslah dengan perasaan Angel. Termenung ia di meja belajarnya. Terdiam, memegang pulpen tapi tak menulis, membuka buku tapi tak membaca. Pikirannya jauh melayang entah kemana. Terlintas dibenaknya tentang keadilan yang tak berpihak padanya. Yah, kasih sayang yang seakan lenyap seperti letusan bunga api yang keindahannya hanya sebentar kemudian menghilang di terangnya malam.
Satu januari adalah hari instimewaa. Orang bersuka cita menyambut datangnya tahun baru. Beberapa orang yang lahir pada tanggal satu januari merasakan kebahagiaan yang sama. Bagaimana tidak ! semua orang merakakan hari tersebut. Namun,tidak seperti gadis kebanyakan yang tersenyum ceria di hari ulangtahunnya, angel tak pernah bahkan tak berani berharap adanya pesta, surprise, kue, kado-kado yang lucu dari orangtuanya. Keluarganya adalah keluarga terpandang, orang kaya tentulah. Tapi itu bukan jaminan bagi Angel untuk menikmati hidup yang serba glamour.
Denting jam 12, menyadarkan Angel dari lamunanya.
Anggel            : “ Happy bihrtday. Angel”
Ayah-ibu Angel belum juga pulang. Angel pun akhirnya beranjak tidur, sadar bahwa penantiannya takkan terwujud.
Surya mulai mengintip dari ufuk timur. Kabut mulai menepis. Jam dinding menunjukkan pukul enam pagi. Angel telah selesai memakai seragam sekolahnya dan segera turun untuk sarapan. Papanya telah berada di meja makan sambil terus mengutak-atik laptopnya, sedangkan mamanya sendiri dengan penuh kosentrasi membaca dokumen yang akan ditandatangani. Suasana begitu hening.
Angel              : Pagi, Ma, Pa. (Angel berusaha mencairkan suasana yang begitu beku).
Ayah               : Hem. (Menjawab dengan acuh tak acuh).
Ibu                   : Kamu hari ini ada ulangan?
Angel              : Iya, Ma. Ulangan Fisika. Doain ya, Ma.
Ayah               : Semalam uda belajar kan? Percuma di doain kalo gk belajar.
Angel              : Uda kok, Pa. (Memakan roti dengan pelan)
Ibu                   : Hari ini harus dapat 100.Jangan permalukan mama dan papa. Papa dan mamamu ini orang terpandang. Nanti orang-orang piker, mama dan papa gk mendidik kamu dngan baik.
Angel              : Iya, Ma. (Hening sejenak). Semalam mama pulang jam berapa? Angel tungguin kok gk pulang-pulang?
Ibu                   : Jam satu. Kenapa? Mama ini sibuk. Lain kali gk usah nunggu. Buang-buang waktu aja. (Akhirnya mama selesai dengan pekerjaanya dan mulai focus memakan roti).
Angel              : Mama-papa gk lupa hari lahirku kan? Hari ini aku ulang tahun.
Ayah               : Iya, kami tahu.(Papa mulai angkat bicara). Terus kenapa? Minta dirayain? Dikasi surprise? Ato disanjung-sanjung? Ha? Kayak anak kecil aja. Kamu ini uda gedhe. Pikirannya kok masih kekanak-kanakan gitu.”
Angel              : Ya, bukannya gitu, Pa. Gak perlu pesta ato segala macem. Cukup ucapan selamat, dari papa-mama aja?
Ibu                   : Halah, manja banget. Uda sana ke sekolah. Belajar yang bener. Kayak gitu itu enggak penting.
Angel              :  “Papa sama Mama kan emang nggak peduli sama Angel.”
. Dengan dongkol ia menuju sekolah. Pikirannya masih kalut. Embun yang tadinya mencair, kembali membeku. Kaut dalam hatinya kembali menebal. Menutup pandangannya tentang jalan hidup yang akan dilaluinya.

Scene II
Latar: Sekolah
Dengan lesu, Angel menuju kelasnya. Bel telah berbunyi. Setelah ia duduk, guru Fisikanya masuk ke kelas di ikuti dengan dua anak yang agak asing bagi Angel.
Ibu Lani          : Selamat pagi anak-anak. Untuk mengawali pelajaran hari ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancer….Berdoa, Mulai. (hening sesaat). Cukup. Hari ini kita kedatangan dua murid baru. Mereka ini dari SMA 3 Seruni.
Prasetyo          : Gue Prasetyo dan ini (sambil menunjuk Kokom) Kokom. Kami ini duo ben. So, panggil gue Yho-Ben.
Kokom            : (Menyela) dan gue, Om-Ben.
(Tidak ada tanggapan dari para siswa)
Ibu Lani          ; Silakan kalian duduk ke kursi yang masih kosong.
Prasetyo dan Kokom segera menuju kursi di deket Angel di depannya Imah.
Prasetyo          : Gilak. Sekolah disini sepi banget. Mesti kita ubah nih. Garing banget!!” (Berbisik pada Kokom)
Kokom            : Sipsip. Disini adanya Cuma kutu buku. (sambil melirik Imah). Gak seru.
Prasetyo dan Kokom sibuk berbisik-bisik.
Ibu Lani          :Agenda kita hari ini adlah ulangan bab Optik. Jadi, segera persiapkan kertas dan alat tulis kalian. Bagi kokom dan prasetyo, kalian tak perlu mengikuti ulangan dahulu dan saya perbolehkan tetap disini.
Bu Lani membagikan soal ulangan kepada para siswa.
Ibu Lani          : “tolong bagikan ini !!”
Imah                : “baik bu”
 Sementara para siswa sibuk memikirkan optic dalam soal ulangan, Duo Ben justru asyik mebolak-balik buku di bawah meja sambil tersenyum-senyum layaknya orang gila. Usut punya usut ternyata itu adalah majalah porno.
Imah                : (melihat sesuatu, secara sepontan mengambilnya) “yack ini apa? (sambil menunjuk majalah)
Ibu Lani          : hey kalian jangan buat gaduh, kita sedang ulangan.
Imah                : bu.. bu.. (shock melihat isi majalah)
Ibu Lani          : apa- apaan kalian ini! Mana boleh seorang pelajar melihat majalah orang dewasa seperti ini. Sebagai hukumannya sekarang kalian berdiri didepan kelas, taruh kedua tangan kalian di telingga, angkat salah satu kaki kalian. Lakukan itu sampai jam pelajaran saya selesai.
(Duo- ben dengan ogah-ogahan melaksanakan hukuman)
Ibu Lani          : kumpulkan lembar kerja kalian.
….
Sekolah akhirnya telah usai. Ada rasa was-was di hati Angel. Hari ini ia hanya mendapat 92. Dengan malas, ia menuju parkiran. Di sana ia berpapasan dengan Duo ben.
Praasetyo         : Suntuk amat muka loe.
Angel              : leo siapa? Jangan sok akrap dech!! (beranjak pergi)
Kokom            : Jangan ngeloyor gitu aja dong. Kita ini anak baru. Mau nggak jadi tour guide kita buat ngelilingin sekolah ini. Tadi belum sempet.
Angel              : Kenapa mesti gue!!.(Akhirnya Angel tidak jadi pergi). Yang lain kan ada! Tch gue itu sibuk, hah tapi karena aku malaikat, hah buruan!! Jangan deket deket tapi!
Prasetyo          : Iya Miss sok sibuk.
Angel              : Eh, apa loe bilang, kalau gitu nggak jadi.!!
Prasetyo          : Gitu aja ngambek. Maaf deh. Gk usah marah ya. (dengan muka memelas)
Angel              : siapa yang ngambek! Jadi nggak, ayo buruan !
Angel akhirnya bersedia menemani duo ben keliling sekolah. Ia hanya berbicara seperlunya saja. Sementara duo ben selalu berceloteh riang, tapi sebenarnya pembicaraannya gk karuan.
Prasetyo          : Ngel, jagan diem aja dong
Angel              : Lah perasaan dari tadi gue  ngomong. Kok dibilang diem. Jangan jangan elo enggak denger penjelasan gue !!!
Kokom            : Ya maksudnya ngobrol tentang apa gtu kek, selain sekolahan ini. Boring tauk
Angel              : Katanya cm dminta jadi tour guide.
Prasetyo          : Kita kan temen Ngel. Cerita dikit dong tentang diri loe.
Angel              : Apa? Temen? Sejak kapan gue punya temen kayak kalian ini. Duo ben, apaan,!!
Kokom            :Sejak  tadi. Kan, gurunya bilang kalo kita ini temen kalian.
Angel              : Tapi kan gue gk bilang kalo mau menerima loe-loe berdua. Uda sampe sini aja. Capek..Gue mau pulang.
Prasetyo          : Aish. Jangan gitu dong. Apa loe gk mau gue jadi temen loe gara-gara dia? (menunjuk kokom) Kalo emang iya, gue pecat deh dia dari duo ben.
Angel              : Serius?
Prasetyo          : Jadi loe beneran mau nerima gue kalo dia pergi dr hidup gue (Kembali menunjuk kea arah Kokom)
Angel              : Enggak ;p
Kokom            : Hahahaha, lucu-lucu.
Angel n tyo     ; Apanya yang lucu??
Kokom            : Eits, nyante lho…
Angel              : ((Menghela napas panjang). Oke.gue mau temenan sama kalian.. TAPI…jangan aneh-aneh. Jangan lakuin apa pun oke?
Dou Ben          : Siap komandan.
Angel kemudian berjalan sambil kembali memberi penjelasan pada mereka. Tapi, tidak ada tanggapan.
Angel              : Kalian ngapain disitu?
Duo ben          : katanya dsuru berhenti?
Angel              : eh ya enggak gitu juga, kalau aku suruh kaian lompat kejurang apa kalain mau (duo-ben nyengir kuda) enggak kan? Jangan buang – buang waktu ayo jalan.
Duo ben          : siap komandan
Akirnya Angel berteman dengan duo ben. Dalam hati, Angel senang karena kehadiran duo ben telah menghilangkan kesedihan dalam dirinya
Scene III
Latar : rumah
Angel              : Aku pulang..
Papa                : Jam segini baru pulang (sambil melihat jam tangan) Darimana aja? Keluyuran y! Mau jadi apa kamu !!!
Angel              : tapi Angel nggak kluyuran pa’ (ngotot) PLLAKK
Anggel            : tampar !! tampar aja lagi pa!! PlaaKK PllaKK (pipi kanan dan kiri anggel kena pukul )
Papa                : Tuh, liat kelakuan anak kamu (menatap mama). Gk sopan sama orangtua. Kamu sebagai seorang ibu harusnya memberikan pendidikan yang baik. Sibuk kerja melulu. Liat sekarang, Angel jadi anak yang kurangajar. Mau jadi apa dia? Bikin papa malu aja!
Mama              : Kenapa malah jadi nyalahin mama. Dia anakmu juga. Kamu piker dia begitu karena aku. Salah kamu, harusnya kamu tidak terlalu memaksakan semua anganmu padanya. Membuat Angel terbebani.
Papa                : Lhoh, dia kan anakku, wajar dong kalau ak mau yang terbaik
Mama              : dia juga anakku. Aku mau, dia gk terbebani lagi. Dia juga pingin main-main. Gk dikekang terussama aturanmu.
Papa                : Kalau gk dikekang, mau jadi apa? rang diatur aja susah. Kalo gk dikekang, hancurlah dia. Dan siapa yang malu? Aku!
Mama              : Sebenarny yg km pikirin it Angel ato orang lain sih… Demi nama baik, kamu korbanin anak, GITU??
Anggel            : sejak kapan mama peduli sama Anggel (melepas genggaman mamanya) Mama Papa itu sama, nggak pernah nggerti Anggel, selalu maksa Anggel ngelakuin ini nglakuin itu, Angel bukan boneka Pa, Ma. Anggel capek!!  Anggel butuh Papa sama Mama! Tapi dimana papa sama mama waktu Anggel butuh? Dikantor, meeting, (tiba –tiba telfon papa berbunyi, Anggel memegang tangan papa) mana yang lebih penting bisnis atau Anggel,Pa?
Papa                : ini juga buat kamu, kamu pikir kita bisa kaya Cuma dengan duduk-duduk aja!!
Anggel                        : apa gunanya ungan kalau justru karena uang papa sama mama justru jauh sama Anggel. Uang atau ego mama papa!
Mama              : jaga bicara kamu!
Papa                : Anak nggak tahu sopan santun. PLakk
Anggel            : anggel benci papa sama mama. (pergi keluar membanting pintu)
Papa dan mama beradu mulut hingga larut.

Scene IV
Latar: Sekolah
Pelajaran demi pelajaran berlalu dengan hampa. Rasanya hanya membuang waktu saja. Akhirnya,..bel tanda selesai pelajaran berbunyi. Angel langsung keluar dari ruang kelas yang menyesakkan itu.
Duo ben mengejar Angel.
Prasetyo          : Ngel,tunggu dong. Main tinggal aja
Angel              : (menoleh dan berhenti berlari)
Kokom            : Iya ni, Kita kan temen loe. Jadi, sama-sama dong. Apa gunanya temen kalo kayak gini?
Angel              : terserah gue dong.
Duo ben          : Iya deh, iya
Prasetyo          : ke taman yok
Angel              : Ngapain?
Duo ben          : gue punya sesuatu
Sesampainya di taman.
Kokom            : Sebagai teman yang baik. Ni, gue kasi solusi buat permasalahan loe. (memberikan sebungkus obat)
Prasetyo          :Iya nih. Bisa bikin hidup loe lebih baik. Istilahnya, kayak obat dari surga gitu. Membawa kedamaian dalam hati.
Angel              : Alay banget sih !!!
Prasetyo          : Biarin. Nih, cepetan makan. Biar enakan dikit gitu. ( sambil kembali menyodorkan sebungkus obat yang sempat ditolak Angel).
Angel              : (akhirnya menerima pemberian Tyo dan memakannya). Gk ada rasanya? Apaan?
Kokom            : Y efeknya gk langsung dong. Tunggu lima menitan lah…
Anggel            : ehm kalian ngerokok, apa an nich (nunjuk minuman kerasa, lalu diangkat) kalain minum juga?.
Kokom            : cobain dech ,njel. Rasanya enak banget pikiran kita jadi lebih ringan. (anggel menolak, tapi dengan usil Duo-ben memaksa anggel meminum minuman keras. Tiba-tiba imah lewat)
Imah                : kalian lagi ngapain? (karena ke asikan mereka terganggu, Anggel dan duo ben memandang dengan tatapan sinis)
Anggel+ Duo Ben : KEPO..., eh kamseupay pergi sana ngganggu aja.( kokom mendorong imah untuk pergi, imah sempat menengok dan melihat Anggel dan Duo ben tengah asik sakau bersama)
Angel              : Halah, uda ah. Udah agak ringan nih gue mau pulang dulu.
Angel memutuskan untuk pulang. Duo Ben pun akhirnya pulang, mencari korban selanjutnya.

Scene V
Latar : Jalan
Angel merasakan langkah-langkahnya sangat ringan. Beban hidupnya seolah terangkat. Ia tersenyum, segalanya terasa membahagiakan. Imah yang berpapasan dengan Angel merasa aneh melihat kelakuan Angel yang tidak seperti biasanya. Angel lebih pantas disebut sebagai orang mabuk daripada orang berjalan. Karena merasa aneh, Imah menyapanya.
Imah                : Angel, kamu kenapa e. Pusing po? Kok jalannya kayak gitu? Tak anter po?
Angel              : nggak usah sok care deh !!!
Imah                : Beneran?( sabil megang tangan Anggel)
Angel              : jangan sentuh aku (menepis kasar tangan imah)
Angel ngeloyor pergi meninggalkan Imah yang berdiri terbengong-bengong.

Scene VI
Latar : Sekolah
Pagi-pagi sekali, nampaklah ibu Lani sedang mengobrol Imah di taman.
Imah                : Bu kemarin saya ketemu dengan Angel. Kelakuannya aneh bu. Jalannya terseok-seok, kayak orang mabuk. Dia ngomongnya juga gk karuan. Terus senyam-senyum sendiri gitu bu. Ya, pokoknya anehlah.
Ibu Lani          : Oya?
Imah                : Iya bu. Terus kemarin saya juga sempet ngeliat Angel sama Duo ben, ia dikasi sesuatu. Tapi saya kurang tahu. Soalnya Cuma dari kejauhan.
Ibu Lani          : Ya, nanti saya coba tanya sama Angel.
Tiba-tiba ponsel Ibu lani berbunyi. Ternyata itu adalah dari pihak kepolisan yang mengabarkan bahawa siswa baru yang baru saja masuk di SMA 3 Seruni adalah anggota komplotan pengedar narkoba. Mereka telah menjadi Bandar sejak lama, namun selalu lolos dari pengejaran.
Pagi itu juga Ibu Lani memanggil Mr. dan Mrs. Wijaya. Singkat cerita, mereka telah bertemu enam mata.
Ibu Lani          : Bu, apakah ibu merasa ada yang aneh pada diri Angel akhir-akhir ini?
Mrs. Wijaya     : Selama ini tingkah Angel biasa aja. Hanya.. tadi malam, tingkahnya seperti orang gila. Dia tertawa-tawa sendiri di kamarnya.. Iya kan pa?
Mr. Wijaya      : Iya bu. Saya marahi, malah semakin keras ketawanya. Bikin tensi darah saya naik.
Ibu Lani          : Sebenarnya, dalam minggu ini ada siswa baru disini. Mereka cukup akrab dengan Angel. Dan baru saja saya mendapat kabar, kalau ternyata mereka adalah pengedar narkoba. Saya hanya ingin memastikan, semoga angel belum terpengaruh. Tetapi, mendengar pernyataan bapak ibu dan seorang teman Angel. Sepertinya Angel sudah terpengaruh oleh mereka.
Mr. Wijaya      : Apa mereka sudah ditangkap? Saya akan mengajukan tuntutan yang seberat-beratnya. Bagaimanapun, ini telah merusak citra dan masa depan anak saya. Nanti bagaimana keadaan jiwa anak saya. Pasti nanti ia akan tertekan dan merasa bersalah. Pokoknya saya gk mau tau. Mereka harus dihukum seberat-beratnya.
(Mrs. Wijaya memandang Mr. Wijaya dengan tatapan berarti).
Bu Lani           : Sudah pak, bersamaan dengan saat menerima kabar tadi.
Rasanya sedikit aneh.mendengar Mr. Wijaya untuk pertama kali membela anaknya dengan berapi-api tanpa membicarakan tentang harga dirinya.

Scene VII
Angel pada akhirnya harus di rehabilitasi karena ia terlanjur kecanduan. Jiwanya yang tertekan, membuatnya sangat susah untuk lepas dari narkoba. Baginya, narkoba adalah pelarian yang teraman dan obat paling mujarab untuk luka yang menganga di hatinya.
Mr. Wijaya      : Ini semua salah Papa. Papa terlalu mengekang Angel. Papa telah menghancurkan anak papa sendiri. (Penuh penyesalan)
Mrs. Wijaya     : Mama juga salah pa. Sebagai seorang ibu, mama harusnya jadi teman yang baik bagi Angel, yang mendengarkan keluh kesahnya. Seorang ibu, harusnya bisa memahami perasaan anaknya. Sekarang kita harus gimana Pa?
Mr. Wijaya      : Mulai sekarang, kita harus mendukung Angel. Mencoba memahami dan mendengarkan apa yang diinginkannya. Bagaimaa pun, Angel adalah anak kita satu-satunya. Papa gk mau menghancurkan satu-satunya masa depan papa.
Mrs. Wijaya     : Iya pa, mama juga
Suasana kemudian menjadi hening. Mr dan Mrs Wijaya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Dilain pihak, Duo Ben meringkuk di dalam sel penjara yang sempit dan pengap. Meski masih di bawah umur, mereka tetap di penjara karena terlalu banyak kriminalitas yang mereka lakukan, dari mengedarkan narkoba, membuat video porno sampai pemerkosaan.
Sementara, itu Imah dapat mencapai prestasi yang gemilang berkat ketekunannya dalam belajar.
Hari ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa pada dasarnya hidup adalah pilihan, dimana pada setiap pilihan mengandung konsekuensi masing-masing. Selama berjalan pada pilihan yang tepat, maka hidup akan mengalir meski banyak rintangan. Takdir tidak akan pernah salah, karena takdir adalah kumpulan dari pilihan-pilihan kita. Selama kita, melakukan hal yang benar, maka itulah takdir yang sesungguhnya.
Drama ini kami susun dengan tujuan untuk menampilkan perbedaan nyata dari suatu pilihan. Ketika pilihan tepat, naka ia akan berakhir dengan baik. Sedang, ketika pilihan yang diambil salah, maka akan berakhir dengan penyesalan.
Hidup adalah pembelajaran bagi manusia untuk menentukan pilihan, dan kemudian menciptakan takdirnya sendiri.


### nah temen temen Jangan sekali kali nyoba narkoba dan temen"nya" ya...
kita hidup sekali jadi jangan sia - siakan hidup yang begitu berhara ok OK Ok

hehe ini foto pemain - pemain nya


3 komentar:

  1. lakshita juwita mufti :D31 Oktober 2012 pukul 04.38

    muahahahahahahahahahahaha marai ngakak tuk-____-

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang penting jadi kenangan :)
      jadi inget aku yang kesepian dan teraniyaya....
      mending ah aku masih bisa menganiyaya #tunjukImah
      > :)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus