UNTUK ALAMKU AKU
BERIKAN SEDIKIT CINTA
Pagi
yang cerah untuk menggawali hari yang panjang. Berkas cahaya matahari memasuki
kamar melewati celah – celah jendela, menyilaukan. Kicauan burung bak alaram menyuruh kita untuk
bergegas bangun membersihkan diri. Berjalan pelan menuju pantulan bayangan di sudut ruanggan. Siapa itu gerangan?, menyusuri lantai nan dingin menuju gemercik
air, membasahi wajah dan mengalir melewati tubuh. Menyusuri lantai itu untuk
kedua kalinya. Bayangan yang terpantul sudah jauh lebih baik.
Kenakan
pakaian yang sama. Pelindung kaki hitam. Penutup aurat paling indah sudah
melingkar dengan indah. Menutup cerita malam, mimpi indah. Menuruni tangga
menuju cerita baru. Mengisi tubuh sebuah energi. Mengucapkan salam perpisahan,
tapi aku akan kembali. Berjalan dengan senyum merekah menuju hari baru.
“
em.. mari kita lihat perlengkapan apa yang belum aku siapkan untuk acara hari
ini? Oh tali, bagaimana aku bisa lupa!
Sebaiknya aku cepat bergegas sebelum bis sekolah pergi.” Bunyi klakson bis dari
seberang jalan, langkahkan kaki memulai hari.
“hai
kau siap belum dengan acara hari in?” suara lembut mengalun dari belakang
pundakku,
“ udah dong, tinggal tali nih! Aku bingung mau
pinjem sama siapa! Kalau beli sayang cuma di pakek sekali acara ini aja...huft
“ mendesah pelan.
“
aku punya pinjem tempat ku aja, nanti sore aku bawain deh.”
“
wah.. makasih ya, you are my best friend’s sak lawase.” Teriakan bahagia
meluncur dengan sendirinya.
Hari
berlalu dengan cepat. Tak terasa sore pun datang. Ketukan pintu seorang teman,
di Sebuah perjanjian. Melangkahkan kaki cepat, berpamitan. Bergegas tersenyum
ramah pada seorang kawan. Menyong song perkerjaan mulia.
“
nih, aku bawain talinya.” Senyum merekah seorang kawan.
“
makasih, eh menurutmu kita akan pakai bis atau truk,ya? Kalau menurut aku sih
kita bakalan pakai truk. Secara yang ikut acara ini kan Cuma 42 orang itupun
kalau mereka berangkat semua, ya kan! “
“
kayaknya sih gitu, padahal ya acaranya kan bagus. Gimana nggak bagus kita
bakalan camping plus penanaman pohon. Pastika seru banget, kasian temen – temen
kita yang nggak ikut.”
“
em .. bener banget! “ menyutujui ungkapan mulia. Ya, acara camping dan
penanaman pohon yang akan kulakukan hari ini. Berasa teman satu organisasi dan
beberapa teman partisipan. Berangkat dengan truk kendaraan penggakrap diri.
Br=erjalan menyusuri liukan liukan – liukan tepi gunung yang mulai gersang. Di
sini lah kami akan menyumbang beberapa cinta kecil untuk alam. Turunkan para
penyelamat kecil, barang dan tumbuhan sumber kehidupan. Dirikan tembat berteduh
sementara. Racikan masakan sederhana untuk kebersamaan. Melingkar menjadi satu,
nampan – nampan kecil untuk beberapa kelompok. Berbagi menikmati karunia Tuhan.
Membersihkan diri dicucuran air kenikmatan membasahi bahu yang mulai
menggencang. Berkumpul menikmati malam dengan canda dan tawa. Berbagi rizeki
yang dibawa. Rasa ngantuk dan lelah terpancar dari wajah – wajah penyelamat
bumi kecil. Menghilang dari tawa dan canda satu persatu, hingga senyap
menikmati alam malam yang dinggin menyeruak dada.
Terbangun
suara adzan dikaki bukit. Lakukan ibadah ditengah indahnya dunia. Memuja Tuhan
yang tiada tara. Tuhan betapa besar nikmat yang kau berikan. Betapa indah karya
alam yang kau tunjukan. Betapa beruntung, Kau masih membukakan mata dan
hatikami untuk menjadi pemelihar alam yang telah kau titipkan kepada kami. Ya,
Tuhan jika kami boleh berharap, janggan kau turunkan azab-MU dan murka-Mu di
bumi kami ini yan Tuhan. Telah banyak dosa, khilaf dan maksiat yang kami
perbuat. Tapi , Tuhan tidak perlukhawatif bukankah kau menciptakain orang –
orang baik di tenggah orang – orang jahat. Yang akan mengalahkan ke sombongan
dan perilaku yang tidak pantas. Orang – orang pemelihara alam, pemuji-Mu,ya
Tuhan. Jadikan lah kami salah satu orang yang beruntung. Terima kasih kau
tunjukan kepada kami apa yang seharusnya pemelihara alam lakukan untuk alam yang kau berikan dan bukan apa yang seharusnya
kami tidak lakukan.
Sinar
matahari mengakhiri doa kami. Bergegas mengisi tenaga dan melaksanaka tugas
kami di bumi nan gersang.
Chrunk...Chrunk....Chrunk....
Suara
pacul kami memecah kesunyian pagi.
“
sepertinya ini akan lama! Biarkan yang putra saja yang mencangkul. Untuk yang
putri bisa membawakan tenamannya, atau mengelapkan keringan!” suara kakak
pembina kami yang bercanda diikuti oleh gelagak tawa yang membahana..
“
wha... kira – kira kita akan sampai mana menanamnya ya! ”
“
hwa... apa kau lelah? Lihat ternyata dia pintar juga mencangkulnya. Benar – benar laki
– laki ” celetukku membuat kami tertawa.
“
hey.. apa karena bisa mencangkul di namakan laki – laki! ” suranya ringan tanpa
beban. Suara seorang teman baru yang aku kenal di acara ini.
“
setidaknya kamu tidak seperti dia!”
menunjuk seoraang teman yang sedari tadi cuma berjalan kesana – kemari.
“
he..hahaha ” tanpa disadari, kedua temanku ini berkelakar membahas caranya mencangkul. Sunguh payah.
“
hey...hey... sudah lah ayo kita pergi kretempat berikutnya! ” ajakku
menghentikan aktivitas mereka.
“
menurutmu masih berapa lubang lagi yang harus ku cangkul? ”
“
dua ratus ”
Hahahaha
Kami masih saja bercanda. Setidaknya jauh lebih baik daripada suasana yang kaku.
Sementara mereka asik berkelakar tak ada ujungnya. Aku berjalan untuk mengambil
beberapa tumbuhan lagi. Teman – teman yang kulewati ada yang sedang mencangkul,
memasukkan tumbu han kedalam lubang, mengikatnya dengan tali, membenarkan jibab
yang berantakan dan kotor, ada yang membawakan minuman,, tetapi ada juga yang
sedari tadi cuma liat – liat. Tapi, yabeginilah suasan yang terbentuk. Ramai.
Sifat
jail temanku keluar saat melihat cacing yang gemuk di depan nya. Dia membuatku
kaget hingga terjatuh kebelakang. Tidak aku sadari bahwa beberapa orang sempat
melihat ke arahku dan teman – temanku. Ow.. betapa memalukannya
Acara
menanamnya pun berakhir dengan sukses. Kami kembali ke tenda untuk berganti
pakaian, makan dan disusul dengan acara penutupan. Saat berganti pakaian, aku
jadi inggat kejadian tadi pagi. Setelah aku dan temanku bangun, kami mencari
kamar mandi terdekat. Karena mataku yang sipit ditambah baru saja bangun tidur.
Mataku terlihat jauh lebih kecil. Aku tak sengaja berpapasan dengan salah satu kakak Dewan Ambalan. Ia tersenyum
mengejek. Teman – temanku malah tertawa karenanya. Sunguh menyebalkan.
Hampir
semua peserta sudah berganti pakaian pramuka. Kami siap untuk makan. Beberapa
masakan hasil karya kakak – kakak Dewan Ambalan sudah diatur rapi diatas daun
pisang yang di buar beregu. Kami mulai makan, walaupun kami harus sediki
berdesakan karena regu perkelompok cukup banyak. Setelah makan acar berikutnya
adalah penutupan.
Acarnya
cukup lancar dan cepat tidak berbelit – belit. Tapi, ada kejadian yang
membuatku sedikit malu. Hpku yang berada di saku rok jatuh. Untungnya hp itu
sedang dibawa temanku. Para peserta menatap kami.
Setelah
acara penutupan kami menunggu truk yang mengantar kami pulang. Disela –sela
menunggu ada yang tengah asik berfoto, makan – makanan ringan yang masih tersisa di tas dan mengobrol
seperti aku dan teman – teman. Tak terasa waktu berjalan cukup cepat. Truk yang
kami tumpai sudah datang. Saatnya pulang pikirku. Satu ddemi satukami menaiki
truk itu. Aku hampir saja terpeleset. Setelah semuanya naik, truk kami pun
berjalan meninggalkan kenangan akan hari
ini.
Sepanjang
perjalanan, truk lami bergoyang ke kanan dan ke kiri. Berpegangan kuat pada
pinggiran truk. Tapi, dengan santainya para pesrta laki – laki tidur
dibelakang. Hya... bagaimana mereka bisa tidur. Tapi, lucu juga melihat pose
mereka tidur. Aku, temanku dan teman yang baru kukenal masih sempat – sempatnya
bercanda. Mengusir rasa sepi. Entah apa yang kami bicarakan, hanya beberapa hal
bodoh. Tapi, jauh lebih baik daripada diam. Beberapa dari mereka terbangun.
Dengan tampang aneh masing – masing. Baru saja bangun truk kami menjadi gaduh
kembali.
Tak
terasa jarak yang kami tempuh saat pulang begitu cepat, sudah saja memasuki
area sekolah. Kami turun perlahan – lahan. Satu demi satu kami turun, para
orang tua sudah menjemput, termasuk ayahku. Hampir saja aku lupa untuk membawa
pulang cangkulku. Kami pun mulai menghilang satu demi satu dari sekolah.
Pengalamanku
kali ini tak akan cepat aku lupakan. Sungguh menyenangkan bertemu dan berkawan
dengan orang – orang baru. Sesampainya dirumah.
“
Oh tidak. Ikat pinggangku hilang.!!!” .
=tamat=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar